Monitoring Evaluasi Guru Bermutu

  Supervisi dan Evaluasi Kegiatan BERMUTU Tahun 2010 

Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu guru melalui kegiatan BERMUTU telah berjalan persiapannya sejak tahun 2008 dan pelaksanaan kegiatan di kelompok-kelompok kerja dengan pemberian DBL(Dana Bantuan Langsung) pada tahun 2009 nampaknya menunjukkan geliat profesional yang sangat baik meski belum menyeluruh dan optimal. 

Hal ini bisa dilihat dari 45 kelompok kerja penerima DBL tahun pertama ini yaitu 20 gugus KKG (kelompok kerja guru kelas SD beranggotakan 8-10 SD) di 8 kecamatan, 8 KKKS (kelompok kerja kepala SD yg dibentuk di setiap kecamatan), 2 KKPS (kelompok kerja Pengawas SD, satu kelompok terdiri dari 30-45 anggota), 12 MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran di SMP baru untuk mapel UN ), 2 MKKS(Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP) dan 1 MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas SMP). 
Ternyata kegiatan Bermutu pada kkg dan mgmp ini dapat memenuhi tuntutan pengembangan profesi sebagaimana tuntutan profesionalitas guru sebagaimana yang ditetapkan dalam UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maupun PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru, juga amanat Permenpan RB nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan fungsional Guru dan angka kreditnya. Karena itu sebagai pilot project bagaimana pengembangan profesionalitas guru harus dilakukan secara berkelanjutan tergambar dari tagihan yang diminta di akhir kegiatan yaitu : 
1. Pengembangan Kurikulum dan Silabus 
2. RPP 
3. Telaah kritis 
4. Jurnal Pembelajaran 
5. Analisis Bank Soal Ujian 
6. PTK 
7. On Servis pada kinerja Guru 
8. Evaluasi Kinerja Guru 
Dari sana guru dilatih untuk memahami apa yang menjadi tugas profesionalitasnya, yang digambarkan dalam penghitungan anka kredit kita mengenal ada pendidikan, proses pembelajaran dan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Yang dalam UU kita kenal tuntutan kualifikasi dan kompetensi guru. 
Karena itu wajar kalau dalam pelaksanan tahun pertama ini kita masih hadapi banyak kendala, seperti tingkat partisipasi sebagian peserta yang belum optimal, peran guru pemandu yang masih ragu, pemilihan nara sumber yang belum sesuai, pencapaian pemahaman TIK yang belum merata dan masih banyak yang belum tergerak untuk menyusun PTK/PTS, serta masih adanya kepala sekolah dan pengawas yang belum bersungguh-sungguh melibatkan diri dalam kegiatan ini, karena pemahaman dan motivasi yang rendah. Ini bisa kita lihat dari 1400an guru yang terlibat dalam kegiatan ini namun baru 60an PTK yang selesai, 1 PTS dari Kepala SMP dan 4 PTS dari Pengawas . 
Tentunya kita berharap pelaksanaan kegiatan Bermutu di Kabupaten Pekalongan pada tahun kedua ini jauh lebih baik yang dapat dilihat dari peningkatan mutu para guru dengan penerapan proses pembelajaran yang lebih baik dengan penerapan model-model pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga pemenuhan standar proses terlaksana juga peningkatan hasil belajar terwujud, serta munculnya banyak hasil penelitian, publikasi ilmiah dan karya inovatif tentang pendidikan. 
Pada tahun kedua ini jangkauan sasaran penerima DBL jauh lebih banyak yaitu telah merambah ke semua gugus KKG di 19 kecamatan sehingga ada 65 KKG, 19 KKKS dan seluruh gugus MGMP mapel UN yang berjumlah 32. Sedangkan untuk KKPS tetap 2, 2 MKKS dan 1 MKPS, jadi total ada 121 kelompok kerja penerima DBL Bermutu tahun 2010. 
Dan dalam waktu dekat ini kita akan segera membentuk kembali Forum KKG dan MGMP sebagaiman seuai dengan panduan yang terakhir, yaitu akan ada 2 FKKG, 2FMGMP, 2FKKKS dan 1 FMKKS. Mereka harus segera menyusun proposal pada tanggal 20 Oktober ini dan para ketua forum akan menandatangani MoU pada tanggal 25 Okteber 2010 di Semarang. Melalui kegiatan forum ini diharapkan akan lebih mengoptimalkan capaian yang telah dilakukan di masing-masing kelompok kerja. 
Semoga apa yang menjadi tujuan kegiatan ini dapat tercapai.........Amin 

Oya termasuk dalam komponen kegiatan BERMUTU adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) atau ada istilah baru Supervisi dan Evaluasi (Supereva) pada kelompok kerja angkatan pertama. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat sejauh mana keberhasilan progrm sehingga menjadi masukan tim pusat di Kementerian Pendidikan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut. 
Pada tanggal 28 September 2010 lalu ada petugas Monev dari PSP Balitbang (Pusat Statistik Pendidikan badan Penelitian dan Pengembangan) Kementerian Pendidikan Nasional, ibu Fitri, telah melakukan monitoring evaluasi dengan sasaran 20 anggota MGMP Matematika dan 20 orang anggota MGMP IPA. Dan pada tanggal 25 sampai dengan 28 Oktober 2010 dari Direktorat Bindiklat (Pembinaan, Pendidikan dan Latihan) Dirjen PMPTK(Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Kementerian Pendidikan Nasional juga menugaskan satu orang petugas, yaitu Ibu Yusnila Jafar dari LPMP Gorontalo, dengan sasaran 1 KKG dan 1 MGMP masing-masing 2 orang pengurus dan 2 orang anggota (KKG Kajen dan MGMP Bahasa Inggris gugus SMP 1 Kedungwuni). 
Pada akhir Oktober nanti giliran LPMP juga akan melakukan Supervisi dan Evaluasi dengan sasaran 35 sampai dengan 45 kelompok kerja (KKG/MGMP/KKKS/MKKS/KKPS/MKPS penerima DBL 2009) masing-masing 2 orang pengurus dan 2 orang anggota. Yang membedakan Supereva dengan monev adalah diberikannya Layanan Klinis terhadap kelompok kerja apabila capaiannya belum maksimal. 
Petugas moev dan supereva juga akan datang dari PPPPTK IPA, PPPPTK Matematika dan PPPPTK Bahasa dalam waktu yang bersamaan. Mereka juga akan melihat sejauh mana penerapan model-model belajar dilaksanakan di kelas dan apakah BBM yang telah diterbitkan dibaca dan diaplikasikan oleh para guru. Karena itu mohon kesiapan kelompok kerja angkatan pertama untuk menerima kunjungan petugas Supereva...... Informasi lebih lanjut kami akan hubungi kepada pengurus yang akan menjadi sasaran supereva.
o                                            14 October 2010
o                                            0 comments
o                                            no rating

·                     PENEMUAN CANDI BARU DI JAWA TENGAH

http://SUJALMO'BLOG.COM 

Mengungkap Temuan Situs Liyangan 

Dapunta Online – Situs Liyangan ditemukan pada tahun 2008 berupa candi ukuran kecil. Hingga kini di kawasan penambangan pasir di lereng Gunung Sindoro itu masih ditemukan benda-benda bersejarah lain. 
Situs Liyangan berada di atas permukiman warga Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut dari kota Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. 
Untuk mengungkap keberadaan situs tersebut pada 14-20 April 2009 tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian terhadap benda-benda temuan yang terkubur pasir dengan kedalaman sekitar tujuh hingga 10 meter tersebut. 
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Temanggung, Bekti Prijono, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian tim Balai Arkeologi Yogyakarta, diperkirakan situs tersebut merupakan sebuah permukiman pada zaman Mataram Kuno. 
Dugaan bahwa situs tersebut sebuah perdusunan karena di antara benda temuan terdapat sisa-sisa rumah berbahan kayu dan bambu. 
Bekti menyebutkan, di kawasan dengan ketinggian sekitar 1.400 di atas permukaan air laut tersebut pertama kali ditemukan sebuah talud, yoni, arca, dan batu-batu candi. 
Penemuan selanjutnya berupa sebuah bangunan candi yang tinggal bagian kaki dan di atasnya terdapat sebuah yoni yang unik, tidak seperti umumnya, karena yoni ini memiliki tiga lubang. 
Temuan terakhir yang cukup spektakuler pada akhir Maret 2010 berupa rumah panggung dari kayu yang hangus terbakar dan masih tampak berdiri tegak. Satu unit rumah tersebut berdiri di atas talud dari batu putih setinggi 2,5 meter. Selain itu juga ditemukan satu unit rumah kayu lain yang saat ini baru tampak pada bagian atapnya. 
Ia mengatakan, tim Balai Arkeologi memperkirakan kedua unit rumah itu merupakan bangunan rumah masa Mataram Kuno. Hal ini berdasarkan pada lokasi yang dekat dengan temuan candi Hindu yang berada di sebelah barat pada jarak sekitar 50 meter. 
“Ditemukannya profil klasik Jawa Tengah pada kaki candi diperkirakan candi ini berasal dari abad sembilan Masehi. Diperkirakan bangunan rumah tersebut berada dalam satu kompleks dengan candi dan kemungkinan merupakan satu zaman,” katanya. 
Secara umum, potensi data arkeologi situs Liyangan tergolong tinggi berdasarkan indikasi, antara lain luas situs dan keragaman data berupa bangunan talud, candi, bekas rumah kayu dan bambu, strutur bangunan batu, lampu dari bahan tanah liat, dan tembikar berbagai bentuk. 
Selain itu, juga diperoleh informasi berupa struktur bangunan batu, temuan tulang dan gigi hewan, dan padi. 
Berdasar gambaran hasil survei penjajakan Balai Arkeologi menyimpulkan bahwa Situs Liyangan merupakan situs dengan karakter kompleks. Indikasi sebagai situs permukiman, situs ritual, dan situs “pertanian”. 
Kompleksitas karakter tersebut membawa pada pemikiran bahwa situs Liyangan adalah bekas perdusunan yang pernah berkembang pada masa Mataram Kuno. Ragam data dan karakter ini tergolong istimewa mengingat temuan ini satu-satunya situs yang mengandung data arkeologi berupa sisa rumah masa Mataram Kuno. 
Batasan imajiner situs Liyangan berdasarkan survei diperkirakan tidak kurang dari dua hektare. Di area tersebut tersebar data arkeologi yang menunjukkan sebagai situs perdusunan masa Mataram Kuno. Mengingat sebagian situs terkubur lahar, sangat mungkin luasan situs lebih dari hasil survei. 
Hasil penelitian tim Balai Arkeologi menyimpulkan bahwa data arkeologi berupa sisa-sisa rumah berbahan kayu dan bambu merupakan situs perdusunan masa Mataram Kuno sekitar 1.000 tahun lalu. 
Data tersebut merupakan satu-satunya yang pernah ditemukan di Indonesia sehingga memiliki arti sangat penting bukan hanya bagi pengembangan kebudayaan di Indonesia, tetapi juga dalam skala internasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya penyelamatan guna penelitian dunia ilmiah. 
Penggalian Situs 
Sebagai upaya penyelamatan terhadap situs di kawasan penambangan pasir tersebut, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah akan melakukan penggalian situs. 
Kepala BP3 Jawa Tengah Trihatmaji mengatakan, tim BP3 akan melakukan penggalian situs pada awal bulan Mei 2010 sebagai upaya penyelamatan benda bersejarah tersebut. 
“Setelah tanah kita potong maka kelihatan secara konstruksi dan diketahui tanah lapisan budaya,” katanya. 
Ia menjelaskan, tanah lapisan budaya adalah lapisan diketahui ada aktivitas manusia masa lampau. Untuk itu kegiatan penambangan hanya boleh dilakukan di atas tanah lapisan budaya tersebut. 
Untuk memudahan penelitian maka jarak sekitar 30 meter arah utara-selatan dan 20 meter arah barat-timur di lokasi situs temuan terakhir berupa sisa bangunan rumah tidak boleh ada penggalian pasir. 
Trihatmaji mengatakan, harapan dengan kegiatan tersebut nanti dapat merekonstruksi peristiwa apa saja yang pernah terjadi pada kawasan situs. Jika kegiatan itu tidak dilakukan dengan metode yang benar maka akan sulit mengungkap misteri yang ada. 
“Kami telah melakukan pembicaraan dengan Kepala Desa Purbosari dan pemilik lahan penambangan untuk membuat rambu-rambu supaya areal situs bisa diselamatkan,” katanya. 
Ia mengatakan, di lokasi penambangan tersebut semula ditemukan situs yang diduga tempat pemujaan dan terakhir ditemukan bekas bangunan dari kayu dan bambu yang telah menjadi arang dan di bawahnya terdapat talud dari batu putih setinggi 2,5 meter dan terdapat saluran air. 
“Dengan adanya temuan bangunan saluran air tersebut menandakan bahwa waktu itu sudah ada manajemen air. Melihat konstruksi kayu dengan garapan yang halus dan menggunakan atap dari ijuk menandakan bukan bangunan sembarangan,” katanya. 
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Temanggung, Bekti Prijono mengatakan, situs tersebut berada di lahan milik penduduk dan dimanfaatkan untuk diambil pasirnya, dikhawatirkan situs akan rusak jika tidak dilakukan upaya penyelamatan. 
“Kami akan mengusulkan kepada Bupati Temanggung untuk segera dilakukan pertemuan antara Balai Arkeologi, BP3, dan Pemkab Temanggung untuk membahas penyelamatan situs tersebut.” katanya. 
Ia mengatakan, karena situs berada di lahan penduduk dan dimanfaatkan untuk mencari nafkah, tentu harus diperlukan pendekatan terhadap mereka.
o                                            14 August 2010
o                                            0 comments
o                                            no rating

·                     Pengembangan Karya Ilmiyah

TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH 
Posted in Label: DIKLAT, PENDIDIKAN, STIE-PUTRA-BANGSA, UT | Rabu, Oktober 07, 2009 
Oleh : Muh Rosyid,S.Pd.,M.M.Pd. 
Tutor UT-UPBJJ Purwokerto 
Suber : Amat Jaedun - Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY 

Guru Profesional (PMPTK, 2009): 
qGuru merupakan tenaga profesional 
qKenaikan pangkat/golongan guru belum diikuti dengan peningkatan kompetensinya. 
qSalah satu kendala kenaikan pangkat gol IV/a (334.184 org) ke IV b adalah penyusunan karya tulis ilmiah 
Mengapa Guru Harus Menulis Karya Ilmiah? 
qDalam rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan. 
qDalam rangka memperoleh angka/skor untuk uji sertifikasi. 
qSungguh-sungguh untuk peningkatan kompetensi/profesionalismenya. 
qAtaukah karena alasan lain. 
Mengapa guru belum mampu, mau dan biasa menulis ? 
 Motivasi : (1) tuntutan (tidak ada keharusan); (2) tuntutan persyaratan ketat; (3) tidak berminat; (4) takut salah; (5) tidak biasa.
q 
qSubstansi : (1) tidak punya ide/gagasan; (2) tidak punya bahan; (3) sulit mencari bahan/sumber. 
Jenis karya tulis/karya ilmiah bagi guru utk kenaikan jabatan: 
 Karya tulis: laporan
q & artikel hasil penelitian, pengkajian, survey, evaluasi atau artikel tinjauan/ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri. 
qTulisan ilmiah/artikel ilmiah populer. 
Prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah (seminar, workshop ds:)
q. 
qBuku pelajaran, modul, diktat pelajaran 
qMengalih-bahasakan buku pelajaran/karya ilmiah 
qMenciptakan karya seni dan teknologi 
Karya Tulis Berdasar Uji Sertifikasi Guru: 
Karya tulis yang mencakup: (a) Buku, (:) 
qartikel jurnal, majalah, dan surat kabar, (c) modul, dan (d) diktat pelajaran; 
qLaporan penelitian tindakan kelas atau penelitian lain yang mendukung peningkatan pembelajaran dan atau profesionalisme guru; 
 buku dan atau penulis soal EBTANAS/UN;
qMereview 
qPengembangan media dan alat pembelajaran; dan 
qKarya teknologi/seni. 

Konsep Tulisan (Karya) Ilmiah: 
Adalah tulisan yang: 
qdidasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, pengkajian, atau penelitian dalam bidang tertentu, 
qdisusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa, dan 
qisinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. 
Syarat Tulisan Ilmiah: 
qIsi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah 
qLangkah pengerjaan atau penyusunannya dijiwai dan didasari dengan metode ilmiah 
qSosok tampilannya sesuai dan memenuhi syarat sebagai sosok tulisan ilmiah. 
Legalitas Karya Ilmiah, dapat di- bedakan menjadi tiga (3) jenis: 
 Legal secara substansi, menurut ketentuan ilmiah (diperoleh melalui seminar dan penilaian akademisi/ahli). Dapat memanfaatkan forum MGMP, KKG, atau membentuk forum seminar;
q 
 dasar kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan Angka Kredit Guru (melalui: pengesahan Kepala sekolah, organisasi profesi, pengawas, keterangan dari perpustakaan, dll.)
qLegalitas formal, yaitu atas 
 oleh lembaga penebitan: Jurnal ilmiah, Media massa (cetak, elektronik
qLegal melalui penerbitan,:), buletin, percetakan (ISSN,ISBN) dll. 
Artikel: 
 Artikel ilmiah merupakan karangan/tulisan yang menyajikan permasalahan dan pemecahannya secara ilmiah atau berkaitan dengan pengetahuan keilmuan dan ditulis menurut tata cara penulisan tertentu dengan baik dan benar
 
Ciri-ciri Artikel Ilmiah: 
1. Isi sajiannya berada pada kawasan pengetahuan keilmuan 
2. Ditulis dengan cermat, tepat, dan benar, serta menggunakan sistematika umum dan jelas 
3. Tidak bersifat subjektif, emosional, dan tidak mengungkapkan terkaan, sangkaan, atau memuat pandangan tanpa fakta 
Jenis Artikel Ilmiah: 
1. Artikel ilmiah hasil penelitian 
2. Artikel ilmiah hasil pemikiran (bukan hasil penelitian) 
3. Artikel ilmiah populer 
Saat ini, akan dibahas teknik penulisan artikel, baik artikel hasil penelitian maupun artikel hasil gagasan/pemikiran. 
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian: 
qMerupakan laporan hasil penelitian yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sajian yang menarik untuk dibaca 
qGaya penulisannya lentur dan enak dibaca 
qTerdapat perbedaan kerangka antara karya ilmiah laporan hasil penelitian dengan artikel ilmiah hasil penelitian sbb: 

Sistematika Artikel Ilmiah Hasil Penelitian: 
1. Bagian pendahuluan; terdiri dari judul, abstrak (Indonesia dan atau Inggris), dan kata-kata kunci 
2. Bagian isi; terdiri dari: 
a. Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang singkat dan relevan) 
b. Metode/cara penelitian 
c. Hasil penelitian dan pembahasan 
d. Simpulan dan saran 
3. Bagian penunjang; berupa daftar pustaka dan data diri penulis 
Secara rinci, sistematika tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:: 
 Judul, hendaknya singkat, jelas, informatif, berupa frase terdiri dari 8 – 12 kata, mencerminkan isi, menarik, dan tidak harus sama dengan judul laporan penelitian.
q 
 akademik atau gelar lain. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama.
qNama penulis artikel ditulis tanpa gelar 
 dari isi artikel yang dituangkan secara padat. Panjang abstrak adalah 50 – 75 kata, berisi: permasalahan dan tujuan, metode dan hasil penelitian, yang ditulis dalam satu paragraph.
qAbstrak, berisi ringkasan 
 berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang singkat dan relevan serta hipotesis (jika ada).
qPendahuluan, 
qMetode/Cara Penelitian: merupakan ringkasan dari metode/ cara penelitian dalam Bab 3 laporan penelitian. 
qHasil Penelitian dan Pembahasan: 
qMerupakan bentuk ringkas dari hasil penelitian dan pembahasan yang biasanya disajikan pada Bab 4 laporan penelitian. 
qHasil penelitian dan pembahasan yang disajikan merupakan hasil yang pokok sesuai rumusan masalah yang diajukan. 
qSimpulan dan Saran: 
qSimpulan merupakan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. 
qSelain kesimpulan, pada bagian ini juga dapat diajukan saran-saran terkait dengan kesimpulan yang diperoleh. 
Kekeliruan yg sering terjadi: 
qJudul artikel à dibuat sama dgn judul penelitian (terlalu panjang dan kurang menarik) 
qKajian teori yang disajikan à bukan teori-teori yang pokok sesuai rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. 
qMetode/cara penelitian à terlalu panjang sama persis dgn Bab 3 laporan penelitian. 
 Penyajian hasil penelitian dan pembahasan à terlalu panjang atau bukan hasil yg utama sesuai rumusan masalah atau hipotesis yang diajukan.
q 
Artikel Ilmiah Hasil Pemikiran: 
qMerupakan tulisan ilmiah yang membahas suatu masalah yang dikaji berdasarkan pemikiran atau gagasan penulis 
qPenulis mengutarakan gagasannya berdasarkan kajian teori dan fakta-fakta yang relevan (data atau hasil penelitian orang lain) 
Sistematika Artikel Ilmiah Hasil Pemikiran: 
 Judul, hendaknya singkat, berupa frase terdiri dari 8 – 12 kata, mencerminkan isi, menarik, informatif, dan mengandung permasalahan yang dikaji.Penetapan masalah atau judul biasanya merupakan kegiatan yg paling sulit. Judul atau permasalahan yg dikaji hendak nya relevan dgn pengembangan profesi guru.
q 
 gelar akademik atau gelar lain. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama.
qNama penulis artikel ditulis tanpa 
 ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat. Panjang abstrak adalah 50 – 75 kata, dan ditulis dalam satu paragraph.
qAbstrak, berisi 
qPendahuluan/Permasalahan: 
ntarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas.
Berisi uraian yang menga 
 Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, cara pemecahan masalah dan tujuan pembahasan/pengkajian yang akan dilakukan oleh penulis.
 
qBagian Pembahasan: 
Sistematikanya tergantung pada model pembahasan yang dipilih: apakah deduktif, induktif ataukah campuran. 
Berisi dasar-dasar teori dan fakta-fakta yang relevan. 
 Kajian teori hendaknya bukan sekedar kompilasi teori dan fakta-fakta semata, tetapi harus saling terkait dan mencerminkan kerangka pikir yang padu.
 
qBagian Penutup: 
Merupakan bagian akhir dari suatu artikel non penelitian. 
Isinya berupa kesimpulan, yang merupakan intisari dari pembahasan dan jawaban atas masalah yang dikaji. 
Selain kesimpulan, pada bagian ini juga dapat diajukan saran-saran terkait dengan kesimpulan yang diperoleh. 
Sajian inti artikel dapat dibedakan menjadi 3 tipe: 
1. Secara deduktif, yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan yang masalah yang dibahas, kemudian baru diverifikasi berdasarkan fakta empiris. 
2. Secara induktif, sajian yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas, kemudian dicari dasar-dasar teorinya. 
3. Sajian secara campuran yang penulisannya didasar-kan pada kajian teoritis digabungkan dengan data empiris. 

DAFTAR PUSTAKA: 
qBerisi pustaka/referensi yang dirujuk yang terdapat di dalam batang tubuh artikel. 
 Daftar Pustaka, ditulis dengan urutan: nama penulis (dibalik untuk nama orang asing atau yang memakai nama marga), nama disusun secara alfabetis, tahun penerbitan, judul terbitan, kota penerbit dan nama penerbit.
q 
 penulis, tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal, nomor, tahun ke.., dan halaman.
qUntuk pustaka dari artikel jurnal, ditulis: nama 
 penulis (jika ada), tahun, judul artikel, diakses tanggal ………… dari
qUntuk pustaka dari internet, ditulis: nama 
Kekeliruan yg sering terjadi: 
qPermasalahan yg dikaji terlalu umum, kabur, tidak jelas. 
Misal: 
Manfaat Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. 
Peran KBK dalam Upaya Mencerdaskan Siswa dsb. 
 Judul artikel atau permasalahan yg dikajià tidak terkait dgn pengembangan profesi guru, terlalu bombastis, atau tidak sesuai utk artikel ilmiah di jurnal.
q 
 Sajian teori dan fakta-fakta à hanya merupakan kumpulan pendapat orang (display teori saja), yang tidak dikaitkan satu sama lain.
qo Misal : Profesi Guru dalam Sorotan  
qUlasan dikemukakan secara emosional (tidak rasional), dan tanpa didukung fakta-fakta. 


PENGELOLA BLOG INI

Benny Arifin Tiro
A.Akhmad Faizal S.Pd.
Admin

Anni Hidayati Sanggala,S.Pd.
Co. Admin 1

Kasmirah, S.Pd.
Co. Admin 2
E-Mail : sditellobaru@gmail.com